Githo: Jadikan Idul Fitri Momentum Untuk Membentuk Sifat Pemaaf

Sudah menjadi tradisi bagi sebagian besar umat Islam di Indonesia selalu menggelar kegiatan Halal bi halal setiap memasuki 1 Syawal atau saat hari raya Idul Fitri.  Begitu juga yang dilakukan oleh umat Islam di RW 1 Tiyuh Candramukti, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,  Kabupaten Tulang Bawang Barat.  Mereka menggelar kegiatan Halal bi halal yang dipusatkan di masjid komplek Pondok Pesantren Al Qodiri, Kamis (6/7/2017).

Kepala RW 1 Riyanto dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini sudah rutin digelar setiap tahun dan akan terus dilaksanakan di masa-masa yang akan datang.  Riyanto juga tidak lupa meminta maaf apabila selama dirinya memimpin warga terdapat kesalahan. "Selama saya memimpin Bapak-bapak dan Ibu-ibu warga RW 1 Candramukti tentu terdapat kekhilafan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, maka baik secara pribadi dan keluarga serta secara kedinasan saya mengucapkan  Minal 'aizin wal fa'izin,  mohon maaf lahir dan batin, " kata Riyanto yang juga Ketua Umum Takmir masjid Al Qodiri.

Kegiatan Halal bi halal yang diikuti oleh warga masyarakat RW 1 dan RW 2 ini diawali dengan penbacaan Surat Yasin dan Tahlil yang dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Al Qodiri ustadz Busro.  Kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama Islam oleh anggota DPRD dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  Githo,  S.Pd.I.,M.M. Dalam ceramahnya,  Githo mengingatkan bahwa ada tiga ibrah (pelajaran)  yang dapat diambil  dalam momentum Halal bi halal, yaitu: sebagai pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan, pembersihan hati dari rasa benci kepada sesama, dan sebagai monentum untuk memupuk rasa kepedulian dan kebersamaan.

"Manusia adalah makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan," ungkapnya.

Menurut Githo,  umat Islam harus memaknai Idul Fitri dengan benar dan menjadikannya sebagai sarana untuk saling silaturrahmi dan saling memaafkan satu sama lain. Selain itu,  Ketua Bidang Kaderisasi DPD PKS Tulang Bawang Barat ini menjelaskan tentang keutamaan  bagi orang yang mempunyai sifat pemaaf.

"Dari beberapa referensi yang saya baca, banyak sekali keutamaan bagi orang yang mempunyai sifat pemaaf," kata Githo.

Lebih lanjut, Ketua Komisi Ekonomi MUI Tulang Bawang Barat ini menjelaskan,  tentang keutamaan mempunyai sifat pemaaf,  di antaranya: dapat menyelesaikan persetuan/perselisihan,
dapat menghilangkan rasa benci, dengki dan dendam, dapat menyambung silaturrahim yang telah putus, dan dapat memperkokoh ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Kemudian, dapat menghilangkan rasa permusuhan dan memperbanyak teman, melahir sifat tawadhu' dan jauh dari sifat sombong dan angkuh.  Selain daripada itu,  keutamaan orang yang mempunyai sifat pemaaf adalah dapat menghapus dosa dan memudahkan baginya jalan ke surga, menjadikan hati tenang dan tentram, serta dapat melahirkan pemaaf juga.

Terakhir,  Githo menjelaskan bahwa sifat pemaaf  juga bagian dari strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW.  " Kalau kita baca shirah nabawiyah,  bagaimana orang-orang kafir Quraisy pada waktu itu selalu mengejek Nabi Muhammad SAW,  juga ada yang melempari beliau dengan kotoran unta, bahkan saat Nabi dakwah ke Thaif mereka melempari beliau dengan batu sampai gigi beliau ada yang tanggal.  Tapi,  beliau memaafkan dan bahkan mendo'akan mereka untuk mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Dan berkat sifat Nabi yang pemaaf itu,  akhirnya kaum kafir banyak yang menjadi pengikut bahkan menjadi pembela Nabi, " pungkas Githo.

Kegiatan Halal bi halal ditutup dengan pembacaan do'a yang dipimpin oleh ustadz Mujib, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Qodiri, dan diakhiri dengan saling berjabat tangan antar sesama jamaah yang hadir.

Posting Komentar untuk "Githo: Jadikan Idul Fitri Momentum Untuk Membentuk Sifat Pemaaf"